Ketika saya berusia 40 tahun, masih duduk di kursi kantor bank yang nyaman, gaji aman, hidup mapan. Tapi di dalam hati, saya tahu ada yang kurang. Saya ingin kebebasan. Kebebasan bukan cuma soal waktu, tapi juga soal finansial. Di situlah saya mulai berpikir untuk merintis usaha kecil-kecilan, jualan shampoo online. Usaha yang sederhana, tapi menjadi langkah awal saya untuk keluar dari zona nyaman.
Sekarang, mungkin Anda juga sedang merasakan hal yang sama. Ingin keluar dari rutinitas kantor dan memulai usaha sendiri? Kalau iya, saya akan bagikan beberapa tips yang bisa membantu Anda untuk memulai tanpa harus buru-buru resign. Ini berdasarkan pengalaman pribadi, ditambah kisah-kisah inspiratif dari orang-orang yang sukses di Indonesia.
Yuk, kita mulai.
1. Mulai dari yang Kecil dan Minim Modal
Ketika saya memulai jualan shampoo, saya nggak langsung lompat dengan modal besar. Saya mulai dengan apa yang saya bisa, dari modal kecil yang saya punya. Jangan salah, bisnis yang dimulai dari kecil bukan berarti nggak bisa berkembang besar.
Contoh dari Indonesia yang bisa kita ambil adalah Bob Sadino. Mungkin Anda sudah familiar dengan kisahnya. Bob Sadino memulai usahanya dengan berjualan telur dari rumah ke rumah. Dia memulai bisnisnya dengan modal kecil, tapi karena tekadnya, bisnis itu tumbuh besar menjadi jaringan supermarket Kem Chicks yang terkenal. Bob Sadino pernah bilang dalam bukunya, Belajar Goblok dari Bob Sadino, “Banyak orang pintar, tapi mereka takut untuk mencoba. Sementara saya goblok, tapi saya berani mencoba.”
Quotes ini mengajarkan bahwa kita nggak perlu nunggu pintar atau kaya dulu untuk memulai usaha. Yang penting adalah berani mencoba, meski dengan modal kecil.
2. Buat Cash Flow Positif untuk 6 Bulan
Ketika Anda ingin memulai usaha, sangat penting untuk memastikan bahwa cash flow Anda aman untuk 6 bulan ke depan. Ini penting agar Anda tidak tergesa-gesa atau terburu-buru meninggalkan pekerjaan utama sebelum usaha benar-benar berjalan stabil.
Contoh lainnya dari Indonesia adalah Chairul Tanjung, pemilik CT Corp. Dalam bukunya Chairul Tanjung Si Anak Singkong, dia bercerita bagaimana saat pertama kali memulai bisnis, ia selalu memastikan keuangan keluarganya aman dulu. Ia mengelola cash flow dengan hati-hati, memastikan bahwa kebutuhan sehari-hari tetap terpenuhi meski usaha masih dalam tahap rintisan. “Keberanian itu harus ada hitung-hitungannya. Anda harus tahu kapan mengambil risiko, dan kapan bertahan dengan apa yang Anda miliki.”
Ini contoh penting bahwa merencanakan cash flow dengan baik akan memberikan Anda ketenangan dan keamanan saat merintis usaha.
3. Manfaatkan Waktu di Luar Jam Kantor
Tidak semua orang bisa langsung resign dan fokus 100% pada usaha. Sebagai langkah awal, Anda bisa memanfaatkan waktu di luar jam kantor untuk memulai. Dulu saya meluangkan waktu malam hari dan akhir pekan untuk mengurus pesanan dan belajar tentang pemasaran online.
William Tanuwijaya, pendiri Tokopedia, juga memulai bisnisnya sambil tetap bekerja. William tidak langsung meninggalkan pekerjaan kantornya ketika merintis Tokopedia. Ia menghabiskan waktu luang setelah bekerja untuk membangun platform yang kini jadi salah satu unicorn di Indonesia. “Saya memulai Tokopedia di malam hari, setelah bekerja, dan butuh waktu bertahun-tahun sebelum kami benar-benar bisa berkembang,” katanya. Ini bukti bahwa Anda bisa memulai tanpa harus buru-buru meninggalkan pekerjaan utama.
4. Manfaatkan Jaringan yang Anda Punya
Salah satu keuntungan bekerja kantoran adalah Anda pasti sudah membangun jaringan relasi yang bisa membantu usaha Anda. Mereka bisa menjadi konsumen pertama, pemberi rekomendasi, atau bahkan mentor. Saya sendiri memulai usaha dengan menjangkau teman-teman kantor untuk mengenalkan produk saya.
Contoh dari Indonesia adalah Sandiaga Uno, yang memulai bisnisnya dari relasi yang dia bangun selama bekerja di perusahaan investasi. Saat terkena PHK, Sandi memanfaatkan jaringan pertemanannya untuk membangun bisnis di bidang keuangan dan investasi. Dalam bukunya Kerja Tuntas, Kerja Ikhlas, Sandi mengatakan, “Jaringan itu kunci. Dengan jaringan yang baik, kita bisa membuka pintu-pintu kesempatan yang sebelumnya tertutup.”
5. Siapkan Plan B dan Jangan Takut Gagal
Tidak ada yang bisa menjamin bahwa usaha Anda akan langsung sukses. Kegagalan adalah bagian dari proses. Tapi yang penting, Anda harus selalu punya Plan B. Kalau satu jalan buntu, Anda masih punya jalan lain untuk dicoba.
Najwa Shihab, meskipun bukan pengusaha, adalah contoh yang bagus tentang bagaimana memiliki Plan B dalam karir. Dalam bukunya Catatan Najwa, dia bercerita bagaimana ia merencanakan berbagai alternatif ketika memilih jalan sebagai jurnalis. Najwa menyadari bahwa kegagalan mungkin terjadi, tapi dia selalu mempersiapkan diri untuk bangkit. “Kegagalan adalah guru terbaik yang bisa Anda punya. Yang penting adalah belajar dari setiap kegagalan dan terus melangkah,” kata Najwa.
6. Terus Belajar dan Investasi pada Diri Sendiri
Saat memulai usaha, jangan berhenti belajar. Investasi terbaik yang bisa Anda lakukan adalah investasi pada diri sendiri. Ikuti kursus, baca buku, atau pelajari hal baru yang bisa membantu Anda berkembang sebagai pengusaha.
Sama halnya dengan Yasa Singgih, pendiri brand fashion Men’s Republic. Yasa memulai usahanya di usia 15 tahun, dan ia terus belajar sepanjang jalan. Dalam bukunya Never Too Young to Become a Billionaire, dia bilang, “Saya tidak tahu banyak ketika memulai bisnis ini, tapi saya belajar dari setiap kesalahan. Kuncinya adalah terus mengasah diri dan tidak takut untuk belajar dari orang lain.”
7. Pahami Regulasi dan Aturan Main
Ketika memulai usaha, penting untuk memahami regulasi yang berlaku. Jangan sampai usaha Anda terganjal masalah hukum karena kurangnya pemahaman soal perizinan dan regulasi. Saya sendiri belajar banyak soal ini saat merintis usaha kecil-kecilan.
Contoh lainnya adalah Go-Jek yang dibangun oleh Nadiem Makarim. Ketika pertama kali memulai layanan transportasi online, Go-Jek sempat menghadapi banyak tantangan regulasi. Namun, Nadiem terus beradaptasi dengan aturan pemerintah hingga Go-Jek menjadi besar seperti sekarang. Dalam sebuah wawancara, Nadiem pernah berkata, “Mengerti aturan main sangat penting, tapi jangan takut untuk berinovasi dalam kerangka regulasi tersebut.”
Begitulah beberapa tips yang bisa saya bagikan untuk Anda yang ingin memulai usaha dan keluar dari zona nyaman. Saya harap, melalui cerita-cerita dari para pengusaha sukses di Indonesia ini, Anda bisa terinspirasi untuk mulai melangkah. Jangan tunggu waktu yang sempurna, karena sejatinya waktu yang tepat adalah ketika Anda siap untuk memulai.
Mulailah dari yang kecil, jangan takut gagal, dan selalu berinvestasi pada diri sendiri. Saya sudah memulainya, dan saya yakin Anda juga bisa!
Salam sukses mulia berkah,
Iwan Mulyana
Leave a Reply